Gus Rahman Sowan ke Kyai Abdul Ghofur, Pulang Membawa Pesan Hidup dan Barokah
Gus Rahman Sowan ke Kyai Abdul Ghofur, Pulang Membawa Pesan Hidup dan Barokah
Gresik||Garuda08.com – Di saat masyarakat di seluruh penjuru negeri merayakan Hari Kemerdekaan dengan upacara dan pesta rakyat, Ketua Pengda Jawa Timur, Waliyur Rahman atau akrab disapa Gus Rahman, memilih jalan sunyi: sowan ke seorang ulama sepuh.
Cicit dari KH. Asy’ari Sunan Dalem Gumeno ini datang bersilaturahmi ke Prof. Dr. KH. Abdul Ghofur, pengasuh Pondok Pesantren Sunan Drajat, Paciran, Lamongan, yang juga Mustasyar PWNU Jawa Timur. Ia tak sendiri, ditemani seorang petinggi BUMN dan putra tunggalnya, Ahmad Bay Asy’ari.
Kedatangannya bukan sekadar kunjungan. Ia memohon doa, restu, sekaligus ngalap barokah. “Abah Kyai Abdul Ghofur adalah guru besar, panutan NU yang paling sepuh, dan pesantren Sunan Drajat adalah kiblat kemandirian. Dari sini kita belajar agama, pendidikan, dan manajemen yang berlandaskan nilai-nilai Islam,” ujar Gus Rahman.
Dalam pertemuan itu, sang kyai memberi pesan yang membekas: kesuksesan sejati bukan hanya dinikmati di dunia, tapi juga harus menjadi bekal menuju akhirat. Pesan itu, kata Gus Rahman, menjadi pegangan dalam setiap langkah, termasuk dalam mengelola usaha. “Segala ikhtiar, termasuk pertambangan, harus sesuai aturan, berizin resmi, dan tidak keluar dari garis agama,” ucapnya.
Bagi Gus Rahman, sowan ke ulama adalah bagian dari merawat jejak sejarah. Gumeno, tanah kelahirannya, adalah peninggalan Sunan Dalem, putra pertama Sunan Giri—salah satu Wali Songo. “Sunan Giri dan Sunan Drajat itu satu kesatuan, warisan spiritual yang terus hidup hingga kini,” tuturnya.
Sebelum pamit, Gus Rahman menitip doa. “Semoga Allah memberi kesehatan dan umur panjang untuk Abah Kyai Abdul Ghofur. Semoga pula para santri di manapun berada tetap teguh berpegang pada Al-Qur’an, menjadikan agama sebagai pedoman utama dalam kehidupan,” katanya, menutup perbincangan dengan mata berbinar. (Red)