Jakarta, Garuda08.com - Ketua Umum Aliansi Anti Narkoba dan Tindak Korupsi Anggaran (ANTARTIKA), Ramses Sitorus, kembali menunjukkan komitmennya dalam menyelamatkan anak bangsa dari jeratan kejahatan transnasional. Kali ini, Ramses berhasil membantu penyelamatan seorang WNI bernama Gamel Siregar, warga asal Aceh Tenggara, yang menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dengan modus pekerjaan online scammer di Kamboja. 13 Juli 2025.
Gamel Siregar, yang merupakan warga asli Desa Lawe Perbunga, Kutacane, diduga direkrut oleh oknum agensi ilegal dengan iming-iming pekerjaan di Hotel dan restoran bergaji tinggi di luar negeri. Namun setibanya di Kamboja, Gamel justru dijebak dan dipaksa bekerja dalam jaringan penipuan digital. Setelah mendapat laporan dari keluarga korban, Ramses Sitorus segera bertindak cepat dengan melakukan koordinasi dengan Kemenlu, Kementerian P2MI, Direktorat PPO/PPA dan Kedutaan Kamboja serta KBRI Kamboja.
Melalui kerja sama yang intensif dengan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Ramses berhasil memastikan bahwa Gamel telah diamankan oleh pihak Kepolisian Kamboja dan saat ini telah diserahkan ke imigrasi Kamboja, kini berada dalam perlindungan otoritas setempat. Proses pemulangan Gamel ke Indonesia sedang dipersiapkan, dan diharapkan segera bisa direalisasikan dalam waktu dekat.
"Kami mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada Bapak Menteri Luar Negeri dan Bapak Menteri P2MI yang telah merespons cepat pengaduan kami. Ini adalah bentuk nyata kehadiran negara dalam melindungi warganya dari praktik kejahatan internasional," ujar Ramses Sitorus dalam keterangannya di Jakarta.
Tak berhenti sampai di situ, Ramses mendesak Direktur TPPO dan Direktorat Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Mabes Polri untuk mengusut tuntas keberadaan agensi perekrut ilegal di Indonesia yang telah menjerumuskan Gamel ke dalam jaringan TPPO. Menurut Ramses, kasus ini bukanlah yang pertama dan tidak akan menjadi yang terakhir jika jaringan perekrut tidak diberantas secara menyeluruh.
"Para agensi yang beroperasi secara ilegal di Indonesia harus segera ditindak tegas. Mereka adalah pelaku utama perdagangan manusia yang merusak masa depan generasi muda kita. Kami minta aparat segera bertindak dan menuntaskan penyelidikan sampai ke akar-akarnya," tegas Ramses.
Ramses menegaskan bahwa ANTARTIKA tidak akan tinggal diam terhadap segala bentuk eksploitasi terhadap WNI, baik di dalam maupun luar negeri. Pihaknya akan terus memberikan pendampingan hukum, advokasi, serta dukungan moral kepada keluarga korban yang tertimpa musibah akibat ulah jaringan kejahatan internasional.
Ia juga mengimbau masyarakat, khususnya di daerah-daerah, untuk tidak mudah tergiur dengan tawaran kerja luar negeri yang tidak jelas asal usulnya. Menurut Ramses, pencegahan bisa dimulai dari edukasi dan kesadaran kolektif masyarakat agar tidak mudah tertipu oleh agensi ilegal yang semakin canggih menipu korban.
"Korban seperti Gamel Siregar adalah peringatan bagi kita semua. Kami ingin proses pemulangannya segera dilakukan, dan para pelaku direkrut dan diproses hukum sesuai aturan yang berlaku. Ini saatnya negara menunjukkan keberpihakannya kepada rakyat kecil," Ujar Ramses. "Kamidi"