BREAKING NEWS

 


Ketua MCS Bikin Resah, Dinilai Tebar Narasi Pesimis Soal Pemangkasan TKD

Ketua MCS Bikin Resah, Dinilai Tebar Narasi Pesimis Soal Pemangkasan TKD

Sampang||Garuda08.com – Pernyataan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Sampang yang juga merangkap Ketua Media Center Sampang (MCS), Fathor Rahman, tentang penurunan Transfer ke Daerah (TKD) dalam RAPBN 2026 menuai sorotan tajam. Kritiknya dianggap berlebihan, bahkan dinilai hanya menebar keresahan publik tanpa analisis mendalam.


Pernyataan itu mencuat setelah sebelumnya Fathor memprotes dalam forum Forkopimda di Pendopo Sampang terkait “Penandatanganan Bersama Forkopimda”. Kini, ia kembali melontarkan pandangan pesimis bahwa pemangkasan TKD pusat akan membuat Sampang seperti daerah darurat, seolah pembangunan infrastruktur bakal mandek total.


Pandangan tersebut langsung dikritisi pengamat kebijakan publik, Agus Sugito, yang menilai narasi Ketua PWI prematur dan berbahaya. Menurutnya, pemangkasan TKD tidak serta-merta membuat daerah kehilangan ruang gerak.


“Pemangkasan TKD memang realitas anggaran, tapi jangan dijadikan alasan untuk menakut-nakuti publik. Justru ini momentum bagi kepala daerah agar kreatif menggali potensi lokal,” tegas Agus, Minggu (28/9).


Agus menilai, pernyataan Fathor berpotensi memicu pesimisme massal. Bukannya memberi solusi, narasi itu justru menyudutkan pemerintah daerah dan mengerdilkan kapasitasnya.


“Kalau wartawan atau ketua organisasi profesi bicara fiskal tanpa data, tanpa opsi alternatif, yang muncul hanya rasa takut masyarakat. Padahal fungsi kontrol itu bukan sekadar mengkritik, tapi juga memberi edukasi agar publik percaya pada kapasitas daerah,” lanjut Agus.


Lebih jauh, ia menekankan bahwa pemangkasan TKD yang dialihkan ke kementerian/lembaga bisa membuka peluang baru bagi daerah. Kepala daerah dinilai tetap bisa membangun melalui jejaring program pusat, sekaligus mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).


“Publik jangan dicekoki narasi tunggal yang menyalahkan pusat. Kalau seperti itu dibiarkan, masyarakat hanya diajari pasrah, bukan diajak berkontribusi,” pungkas Agus Sugito. (Red)
Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image