BREAKING NEWS

 


Santri PP Miftahul Ulum Lepelle Gempur Trans7: Desak Chairul Tanjung Minta Maaf ke Kiai dan Dunia Pesantren

Santri PP Miftahul Ulum Lepelle Gempur Trans7: Desak Chairul Tanjung Minta Maaf ke Kiai dan Dunia Pesantren

Surabaya||Garuda08.com – Suasana di depan The Trans Icon Surabaya mendadak bergemuruh, Jumat (17/10/2025). Ratusan santri bersarung dari berbagai daerah di Madura berbaris rapat sambil menentang panas matahari. Mereka bukan demonstran bayaran, melainkan bagian dari Himpunan Alumni Santri dan Simpatisan Pondok Pesantren Miftahul Ulum Lepelle (HIASAN-MU), Kecamatan Robatal, Sampang, Sabtu (18/10/2025).


Aksi besar itu menuntut pertanggungjawaban Chairul Tanjung (CT) bos besar Trans7, Trans Media, dan CT Corp atas tayangan program Xpose Uncensored yang dinilai melecehkan ulama dan pesantren di seluruh Indonesia.


“Ini bukan perkara sepele! Kami minta permintaan maaf resmi, tertulis, hitam di atas putih dari pimpinan Trans7!” teriak Mat Jusi, koordinator aksi, dari atas mobil komando. Sorak pekik “Allahu Akbar!” dan “Betul!” bergema dari ratusan santri yang memenuhi area mal elite itu.


Dalam orasinya, Mat Jusi menegaskan bahwa pihak Trans7 tak bisa sekadar menyalahkan rumah produksi. “Masa iya, media sebesar itu tidak mengontrol kontennya sendiri?” ujarnya tegas.


Ia menyebut permintaan maaf yang sempat disampaikan Trans7 sebagai “setengah hati” dan tidak menyentuh substansi. “Mereka kira ini hanya soal Lirboyo atau Lepelle. Padahal keresahan ini sudah menjalar ke seluruh pesantren,” lanjutnya.


Santri membawa poster sindiran pedas bertuliskan:

“Harga Diri Pesantren Tidak Dijual di Layar Sensasi Murahan!”.


Sebagian peserta aksi bahkan memukul beduk simbolik sambil berteriak, “Ini gendang perang!” meski menegaskan aksi tetap damai.


Mat Jusi juga menyebut nama besar Chairul Tanjung secara langsung di tengah orasi yang memanas. “Kami tahu siapa CT, seberapa besar pengaruhnya di bisnis dan politik. Tapi ini bukan soal personal, ini soal tanggung jawab etik!” katanya.


Ia menegaskan, jika dalam waktu 3 x 24 jam tidak ada permintaan maaf resmi, maka para alumni akan memboikot seluruh jaringan usaha TransCorp.
“Jika CT tidak sowan ke Kiai Ali Mustaqim di Pondok Pesantren Miftahul Ulum, kami pastikan seluruh santri dan alumni akan turun ke jalan lagi,” tegasnya.


Dalam pernyataan tertulisnya, HIASAN-MU menyampaikan lima tuntutan resmi kepada pihak Trans7 dan CT Corp:

1. Permintaan maaf terbuka dan resmi kepada KH. Ali Mustaqim, seluruh santri, dan pesantren di Indonesia, disiarkan secara nasional dengan durasi setara tayangan Xpose Uncensored.

2. Klarifikasi publik terkait proses produksi program Xpose Uncensored, termasuk sumber narasi, data, dan framing tayangan.

3. Sanksi internal terhadap tim produksi dan redaksi program yang dianggap mencederai martabat pesantren.

4. Tindakan tegas dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) atas dugaan pelanggaran etik jurnalistik dan penyiaran.

5. Jika tuntutan diabaikan dalam 3 x 24 jam, mereka siap melancarkan aksi besar-besaran dan menggugat Trans7 secara hukum.


Menurut Mat Jusi, tayangan Xpose Uncensored telah menampilkan video pengasuh pesantren tanpa riset dan konteks yang benar. “Mereka ambil potongan video guru kami seenaknya, lalu dijadikan bahan narasi seolah pesantren penuh kejanggalan. Itu fitnah!” tegasnya.


Ia menutup orasinya dengan seruan yang menggetarkan hati para peserta aksi:


“Kami santri dikenal sebagai kaum sarungan, tapi jangan remehkan kami. Kalau pesantren dihina, kami lawan sampai tuntas!”


Aksi di Surabaya ini menjadi simbol perlawanan moral santri terhadap arogansi media arus utama yang dinilai sering menggiring opini tanpa memahami kultur pesantren. “Yang turun ini bukan orang politik, bukan buzzer. Ini santri pewaris ulama yang marah karena kehormatan kiai diinjak-injak,” ujar seorang peserta dengan suara bergetar.


Kini, mata publik menunggu, apakah Chairul Tanjung akan turun tangan, atau bara kemarahan santri akan menjalar ke seluruh penjuru negeri?. (Red)
Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image