Program MBG di SDN Bartim 2 Pamekasan Diduga Bagikan Nasi Basi, Humas Sekolah Beri Respons Tak Santun
0 menit baca
Program MBG di SDN Bartim 2 Pamekasan Diduga Bagikan Nasi Basi, Humas Sekolah Beri Respons Tak Santun
Pamekasan||Garuda08.com - 4 Desember 2025. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN Bartim 2 Pamekasan kembali menjadi sorotan setelah diduga membagikan nasi dalam kondisi basi kepada siswa. Informasi awal diterima tim media setelah mendengar laporan langsung dari ponakan yang bersekolah di tempat tersebut, yang menyebutkan bahwa nasi jatah MBG mengeluarkan aroma tidak sedap dan tidak layak konsumsi.
Menindaklanjuti laporan itu, tim media melakukan klarifikasi ke pihak sekolah. Dalam pertemuan dengan humas sekolah berinisial M, yang bersangkutan mengakui bahwa seluruh nasi yang dibagikan memang dalam keadaan basi dan langsung ditarik kembali karena tidak dimakan oleh para murid.
Namun, bukannya memberikan penjelasan secara kooperatif, humas M justru merespons dengan nada tinggi. Bahkan, ia sempat berkata, “jangan carik gara-gara”, padahal tim media hanya menjalankan tugas klarifikasi.
Humas tersebut juga mengaku berasal dari Genting Timur, namun menurut warga dan, informasi itu tidak benar karena yang bersangkutan bukan warga Genting Timur.
Masalah Ternyata Bukan Terjadi di Satu Sekolah Saja
Menurut keterangan guru yang mengikuti grup SPPG, kasus nasi basi bukan hanya terjadi di SDN Bartim 2. Masalah yang sama dialami oleh semua sekolah penerima MBG yang disuplai dari dapur yang berlokasi di Pademawu Barat.
Guru tersebut menjelaskan bahwa pihak dapur penyedia makanan telah menyatakan siap bertanggung jawab dan berencana mengganti jatah makanan pada hari berikutnya. Namun setelah dilakukan klarifikasi ke sejumlah murid, diketahui bahwa hari Jumat memang rutin mendapatkan dua jatah, sehingga muncul dugaan bahwa pemberian jatah tambahan tersebut bukan bentuk penggantian, melainkan jadwal pembagian yang memang sudah berlangsung sejak lama.
Perlu Evaluasi dan Pengawasan Ketat
Kasus ini menimbulkan kekhawatiran terkait standar kualitas dan keamanan makanan dalam program MBG. Makanan basi berpotensi membahayakan kesehatan siswa, yang seharusnya mendapatkan manfaat gizi, bukan ancaman kesehatan.
Selain itu, sikap humas sekolah yang tidak kooperatif menjadi catatan negatif mengenai transparansi dan pelayanan publik di lingkungan pendidikan.
Masyarakat berharap instansi terkait segera mengambil langkah tegas untuk:
Mengusut penyebab makanan basi,
Mengevaluasi dapur penyedia di Pademawu Barat,
Membina pihak sekolah agar lebih profesional dalam memberikan informasi,
Serta memastikan kejadian serupa tidak terulang.
Program MBG selayaknya menjadi sarana pemenuhan gizi anak, bukan menimbulkan masalah baru bagi dunia pendidikan.
Fery






